Pengertian Retret Kepala Daerah

 

Apa pengertian Retret dan Pengertian Retret Kepala Daerah

Apa pengertian Retret dan Pengertian Retret Kepala Daerah? Retret adalah sebuah istilah yang akhir-akhir ini kita dengar dan baca di berbagai media. Term ini di satu sisi mungkin masih baru bagi kebanyakan orang tapi di sisi lain istilah ini sudah lumrah di kalangan umat Katolik. Karena sejatinya istilah retret ini sudah sejak awal telah dipraktekkan oleh umat Katolik hingga saat ini. Apa sesugguhnya substansi dari kata retret itu?

 

Kata retret sendiri berakar dari bahasa Latin, re-trahere, yang artinya "menyeret ke belakang" atau ”menarik kembali”. Cara menulis kata retret yang benar dalam bahasa Indonesia adalah RETRET dan cara baca yang benar: "re-tret". Maka, dapat dikatakan bahwa retret adalah sarana berefleksi, berdoa, atau bermeditasi. Dengan retret, kita berdiam diri, berkontemplasi, bahkan berdialog dengan Tuhan dan diri sendiri. Retret adalah wadah menjalin komunikasi yang intensif dengan Tuhan, di sana kita berjumpa dengan Tuhan. Dengan retret juga adalah suatu keinginan "to be alone with God", kesediaan untuk mendengarkan apa yang Tuhan ingin katakan kepada kita dan tentang kita, sekarang kini dan di sini (hiec et nunch).

 

Retret sebagai sebuah tradisi religius bertujuan untuk membina dan meningkatkan iman dalam diri setiap umat. Pada waktu retret inilah, peserta akan semakin menemukan dirinya/relasi internal, dengan Tuhan/vertikal, sesama dan alam semesta/horizontal. Selain retret, ada juga kegiatan rohani yang mirip dengan itu, yakni rekoleksi. Apa itu rekoleksi?

 

Istilah retret saat ini mejadi popular di negeri ini karena digunakan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk melabeli kegiatan pertemuan kepala daerah di Akademi Militer (Akmil) Magelang. Isitilah ini sebelumnya juga pernah digunakan pada saat pertemuan Kabinet Merah Putih setelah pelantikan. Prabowo menyatakan bahwa kegiatan retret ini penting untuk membangun sinergi di antara para pejabat yang baru dilantik sehingga dapat bekerja dengan harmonis dan fokus pada kepentingan rakyat.

 

Retret Kepala Daerah adalah sebuah kegiatan atau pertemuan yang diikuti oleh para kepala daerah (seperti gubernur, bupati, atau wali kota) dalam suasana informal dan tertutup, yang bertujuan untuk membahas isu-isu strategis, memperkuat koordinasi, merumuskan kebijakan bersama, serta membangun jejaring dan solidaritas antar pemimpin daerah.

 

Ciri-ciri Umum Retret Kepala Daerah: a) Bersifat Non-Formal: dalam tidak terlalu kaku seperti rapat resmi pemerintahan; b) Dilakukan di Tempat Tertentu dan Terpisah: Dilaksanakan di tempat yang tenang, seperti di luar kota atau tempat peristirahatan, agar para peserta bisa lebih fokus dan rileks; c) MembahasaTopik Strategis: Membahas masalah nasional maupun regional, seperti pembangunan, pelayanan publik, anggaran, hingga isu-isu sosial atau politik terkini; d) Adanya Interaksi Personal dan Diskusi Mendalam yakni Memberi ruang untuk pertukaran ide, pengalaman, dan solusi praktis antarpemimpin; e) Dailkuakn dalam rangka Peningkatan Kapasitas dan Kepemimpinan dalam artian kegiatan diselingi dengan sesi pelatihan, motivasi, atau pembekalan.

 

Tujuan Utama: a) Memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah; b) Menyelaraskan visi dan misi pembangunan nasional dan daerah; c) Membangun kerja sama lintas daerah;  d) Menghasilkan kesepakatan atau komitmen bersama.

 

Contoh uraian kegiatan Retret Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 2025 adalah seabgai berikut:

Waktu dan Tempat: 21–28 Februari 2025 di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah

 

Peserta: Sebanyak 503 kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil Pilkada 2024

 

Tujuan: Menyelaraskan visi dan misi pemerintahan pusat dengan daerah, memperkuat sinergi, serta membekali para kepala daerah dengan materi terkait transformasi birokrasi, digitalisasi pemerintahan, dan pembangunan nasional

 

Materi dan Narasumber: Disampaikan oleh 42 menteri Kabinet Merah Putih, termasuk Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

 

Tema: “Konsolidasi, Sinkronisasi, Akselerasi Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk mensukseskan Program Asta Cita”

 

Kegiatan: Meliputi olahraga pagi, sesi materi, diskusi kelompok, serta pelatihan fisik dan mental dengan pendekatan semi-militer

 

Penutupan: Dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kekompakan, hilirisasi, industrialisasi, serta semangat patriotisme dan nasionalisme sebagai kunci percepatan pembangunan daerah dan kemakmuran rakyat

 

Kegiatan Presiden Prabowo ini tentu sangat bagus karena dapat mempertemukan para kepala daerah se-nusantara dalam satu tempat dan waktu yang bersamaan. Para kepala daerah saling mengisi dengan banyak hal. Mereka pun diberikan berbagai masukan materi dan mental-spritual yang akan menjadi energi baru bagi kepemimpinannya.  Harapan lain dari pertemuan ini adalah lahirnya sinergitas dan kolaborasi yang baik antara pemimpin di tingkat pusat dan daerah untuk kemaslahatan masyarakat banyak. Semoga harapan ini sungguh mambawa perubahan yang signifikan di lapangan demi kepentingan umum/bonum commune kelak.

 

Dari retret ini kita dapat melihat bagaimana peserta antusias dalam mengikuti kegiatan demi kegiatan. Ada pemaparan materi, latihan baris berbaris, dan tentu ibadah untuk meningkatkan spritualitas para peserta. Meski demikian, ada beberapa dari mereka yang harus dirawat karena kelemahan fisik sehingga jatuh sakit. Syukurlah di lokasi tempat kegiatan dilengkapi sarana dan prasarana yang sangat memadai sehingga kendala yan ada bisa diatasi.

 

Namun, merujuk pada arti asli retret yang sebenarnya dengan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah itu tidak tepat karena jauh dari arti sebenarnya. Maknanya jauh sekali. Ada salah kaprah. Dengan melihat materi dan aneka kegiatan yang  dilakukan para kepala daerah di Akmil Magelang, istilah yang mungkin lebih pas untuk kegiatan yang digagas oleh Presiden Prabowo ini adalah orientasi bagi kepala daerah.

 

Harapan dari kegiatan retret bagi kepala daetah ini adalah agar para kepala daerah dapat bekerja sama dengan lebih baik dan mengedepankan kepentingan rakyat yang lebih besar. Dan di atas segalanya itu, kita berharap agar mengedepankan faktor kemanusiaan dan spritualitas dalam berbagai aspek kehidupan.

No comments