Konsep (Pengertian) Mutu (Kualitas) dan Pengertian Mutu (Kualitas) menurut Pendapat Ahli.
Konsep (Pengertian) Mutu (Kualitas) dan Pengertian Mutu (Kualitas) menurut Pendapat Ahli. Sesungguhnya konsep mutu berkembang seiring dengan berubahnya paradigma organisasi terkait pemuasan kebutuhan manusia, yang semula lebih berorientasi pada terpenuhinya jumlah (kuantitas) produk sesuai permintaan, dan kini, ketika aneka ragam hasil produksi telah membanjiri pasar, maka kepuasan customers lebih dititik beratkan pada aspek mutu (kualitas) produk. Mutu sudah menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Banyak definisi mutu
(kualitas) yang dikemukakan oleh para ahli. Goetsch and Davis (2006: 5)
berpendapat bahwa belum ada definisi mutu yang dapat diterima secara universal,
namun mereka telah merumuskan pengertian mutu sebagai berikut. “Quality is a
dynamic state associated with products, services, people, processes, and environments
that meets or exceeds expectation.”
Menurut definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis, mutu merupakan suatu
kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna.
Sejalan dengan pendapat
tersebut, William F. Christopher dan Carl G. Thor (2001: xi), menyatakan bahwa: “Quality can be defined as
producing and delivering to customers without error and without waste superior
customer values in the products and services that each customer needs and
wants Quality is depend on one mind
individually.”
Dalam pandangan Christopher
dan Thor, penilaian atas mutu produk/jasa bergantung pada persepsi individual berdasarkan
kesesuaian nilai yang terkandung di dalamnya dengan kebutuhan dan keinginannya,
tanpa kesalahan dan pemborosan.
Zulian Yamit (2010: 7-8)
mengutip pendapat sejumlah pakar tentang pengertian mutu. (1) Menurut Edward
Deming: “Mutu adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.” (2)
Menurut Crosby: “Mutu merupakan nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian
terhadap persyaratan.” (3) Menurut Juran: “mutu merupakan kesesuaian terhadap spesifikasi.”
Berdasarkan pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/ jasa yang diberikan
kepada pelanggan (customer ) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai
alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang
dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors).
Para pelanggan, secara
individual, bisa memberikan penilaian dan makna yang berbeda terhadap mutu
suatu produk atau jasa (layanan). Hal ini dipengaruhi oleh persepsi masing-masing
berdasarkan tingkat kepuasan mereka atas produk tersebut, dan juga bergantung pada
konteksnya.
Dengan demikian, kepuasan
pelanggan/konsumen terhadap mutu suatu produk/jasa yang sama bisa berbeda-beda,
bergantung dari sudut pandang masing-masing ataupun preferensi nilai yang
digunakannya sebagai rujukan, sebagaimana ditegaskan oleh Christopher dan Thor
di atas. Oleh karena itu, organisasi dituntut untuk menetapkan perencanaan
mutu, termasuk membuat standar mutu (mulai dari mutu input, proses, sampai
hasil), yang akan menjadi pedoman dalam proses implementasi, sampai ke
pengawasan dan perbaikan mutu.
Mengingat pentingnya aspek
mutu, kini hampir dalam setiap struktur organisasi, baik di perusahaan maupun institusi
pemerintahan, dimunculkan satu unit kerja yang bertanggung jawab atas
penjaminan mutu. Unit penjaminan mutu berkewajiban mengawal implementasi
perencanaan mutu dengan menetapkan program pengawasan mutu, sekaligus upaya
untuk selalu meningkatkan capaian mutu secara berkelanjutan. Pada era global,
orientasi dalam struktur organisasi pemerintahan bukan semata mata pada penempatan
pegawai dalam hierarki birokrasi yang kaku untuk menjalankan rutinitas,
melainkan telah bergeser pada upaya memberdayakan dan membangkitkan moral kerja
melalui pembentukan jejaring (human networking) yang dinamis, sehingga kinerja
lembaga dapat memberi kepuasan kepada
stakeholders. Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian wewenang dan
tanggung jawab yang jelas kepada setiap pegawai, sesuai dengan uraian jabatan (
job description) yang sudah ditetapkan institusi. Di lain pihak, para pemimpin dapat
memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi para pegawainya, sekecil
apapun kontribusi yang dapat disumbangkannya untuk institusi. Hal ini sejalan dengan
pendapat Christopher dan Thor (2001: 45), bahwa:”successful organizations rely
on the people who do the work at each level to make their own decisions and act
at that level. They provide resources and support to accomplish this task. This
is called empowerment. Empowerment is a management style in which work
responsibility is assigned and explicitly accepted.”
Keberhasilan institusi
pemerintah memberikan layanan kepada masyarakat akan sangat bergantung pada
mutu sumberdaya manusia serta bagaimana potensi mereka diberdayakan oleh
pimpinannya. Pencapaian target mutu kinerja pegawai seringkali mengalami
fluktuasi, naik-turun. Ketika terjadi penurunan mutu kinerja pegawai, kewajiban
pemimpin untuk mengingatkan dan menyemangati mereka.
Untuk merespon mutu kinerja
yang tinggi (superior) maka pemimpin berkewajiban untuk menetapkan reward system
yang dapat memotivasi pegawai untuk terus berprestasi. Zulian Yamit (2010:
41) mengidentifikasi berbagai instrumen yang dapat digunakan untuk meningkatkan
mutu, yaitu: “brainstorming, multi voting, nominal group technique (NGT), flow
chart, cause and effect diagram, data collection, pareto chart, histogram,
scatter diagram, and control chart.”
Apapun instrumen yang
digunakan, tidak akan berarti apa-apa jika tidak dianalisis dan
ditindaklanjuti. Dalam hal ini peran pemimpin menjadi sangat penting.Berdasarkan
hasil analisis terhadap data yang diperoleh dari instrumen tersebut, akan
menghasilkan informasi penting bagi pemimpin terkait capaian mutu kinerja para pegawainya,
untuk kemudian dirancang langkah perbaikan apa yang dapat dilakukan.
Demikian uraian tentang Konsep (Pengertian) Mutu (Kualitas) dan Pengertian
Mutu (Kualitas) menurut Pendapat Ahli Semoga ada manfaatnya.
No comments