arti
APA ARTI ATAU PENGERTIAN DASADARMA
Pengertian Dasadarma adalah
ketentuan moral untuk setiap anggota Gerakan Pramuka sehingga merupakan suatu
tuntunan sikap dan lakkkuk yang berisi nilai-nilai yang harus menjadi tolak
ukur manusia yang diidamkan. (Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramukanomor 036 Tahun 1979)
Dasadarma adalah ketentuan
moral. Karena itu, Dasadarma memuat pokok-pokok moral yang harus ditanamkan
kepada anggota Pramuka agar mereka dapat berkembang menjadi manusia berwatak,
warga Negara Republik Indonesia yang setia, dan sekaligus mampu menghargai dan
mencintai sesame manusia dan alam ciptaan Tuhan Yang Mahaesa.
Dasadarma yang berarti
sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan satya (janji,
ikar, ungkapan kata haaati). Dengan demikian, maka Dasadarma Pramuka
pertama-tama adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi
dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan.
Berikut isi Dasadarma dan Penjelasan
masing-masing Darma
Darma pertama: Takwa kepada
Tuhan Yang Mahaesa
Pendahuluan
Apa yang tercantum di dalam Trisatya tentang
menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yang terdapat dalam Dasadarma pertama
sudah harus sedikit dibedakan bahwa:
Di dalam Trisatya, ungkapan
itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan dalam hati atau dirinya
sedangkan dalam hati atau dirinya sedngkan yang ada di dalam Dasadarma pertama adalah
perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku ataupun sikapnya,
Atau dengan kaata lain yang
ada di dalam Trisatya itu merupakan sesuatu yang ada di dalam batin dan yang
terdapat di dalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena itu yang
terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu pengulangan, tetapi penekan
Pengertian
1) Takwa
Pengertian takwa adalah
bermacam-macam, antara lain: bertahan, luhur, berbakti, mengerjakan yang utama dan meninggalakan yang
tercela, hati-hati, terpelihara, dan lain-lain.
Pada hakekatnya takwa adalah
usaha dan kegiatan seseorang yang sangat utama dalam perkembangan hidupnya.
Bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang Mahaesa, yang menjadi tujuan
hidupnya adalah keselamatan, perdamaian, persatuan dan kesatuan baik didunia
maupun dikhirat, Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa
kepada Tuhan Ynag Mahaesa, yaitu:
Bertahan terhadap
godaan-godaan hidup, berkubu dan berperisal untuk memelihara diri dari dorongan
hawa nafsu.
Taat melaksanakan
ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta menjauhi segala
yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat serta
seluruh umat manusia.
Mengembalikan, menyerahkan
kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan penilaian;
sebagaimana Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang kepada
pribadi lain yang dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi segala-galanya,
sehingga seseorang menyatakan hormat dan baktinya, serta memuji, meluhurkan dan
lain-lain terhadap pribadi lain yang dianggap Mahaagung itu,
2)
Tuhan
Di sini kita dapat mencoba
memahami pengertian kita tentang Tuhan baik berpangkal dari kemanusiaan yang
antara lain dianugerahi akal budi, maupun dari wahyu Tuhan sendiri yang terdapat dalam kitab suci yang
diturunkan kepada kita melalui para Nabi/ Rosul.
a)
Dari segi kemanusiaan (akal budi), Tuhan adalah zat yang ada secara mutlak yang
ada dengan. Zat yang menjadi sumber atau sebab adanya segala sesuatu di dalam
alam semesta (couse prima atau sebab pertama).
Karena itu, Dia tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan apa saja
yang ada. Dia mengatasi, melewati, dan menembus segala-galanya.
b)
Dari wahyu Tuhan sendiri yang dianugerahkan kepada kita melalui firman atau
sabdaNya di dalam Kitab suci, kita dapat mengetahui bahwa Dia adalah pencipta
Yang Maha Kuasa, Maha Murah, lagi Maha Penyayang Tuhan menjadikan alam semesta
termasuk manusia tanpa mengambil suatu bahan atau menggunakan alat. Hanya
kaarena afirman-Nya, alam semesta ini menjadi ada. Yang semula tidak ada
menjadi ada, dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi
dan luhur. Dari yang tiada bernyawa kepada yang bernyawa dan berjiwa, Dari hasil
karya Tuhan itu, kita dapat mengenal segala macam sifat Tuhan yang melebihi dan
mengatasi apa yang terdapat di dalam alam semesta ini, terutama dari wahyu
Tuhan sendiri. Kita juga dapat memahami kegaiban Tuhan. Oleh karena itu, kita
tidak dapat membandingkan zat kodrat sifat Ilahi dengan yang ada dalam ala
mini. Hal ini juga termasuk dengan sifat Tuhan Yang Mahaesa. Namun sebagai
insane manusia, kita akan berusaha memahami apa arti esa pada Tuhan itu.
c)
Esa= satu/tunggal.
Maksudnya bukanlah “satu” yang
dapat dihitung. Satu yang dapat dihitung adalah satu yang dapat dibagi atau
disbanding-bandingkan. Maka, satu atau esa pada Tuhan adalah mutlak.
Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi dan dibandingkan.
“Tiada Tuhan selain Allah”.
3)
Berbicara tentang pengertian taakwa
kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak dapat dipisahkan daari pengertian moral, budi
pekerti, dan akhlak.
Moral, budi pekerti atau
akhlak adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan
perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesamamanusia, sesame makhluk, dan
terhadap diri sendir. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa meliputi cinta, takut, harap, syukur, taubat, ikhlas
terhadap Tuhan, mencintai atau membenci kare Tuhan. Akhlak terhadap Tuhan Yang
Mahaesa mengandung unsure-unsur takwa, berimankepada Tuhan Yang Mahaesa, dan
berbudi pekerti yang luhur.
Akhlak terhadap sesame
manusia atau terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada orang tua, hubungan
baik antara sesame, malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga menghargai,
memberi maaf, memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhalakterhadap sesame
manusia mengandung unsur hubungan kemanusia mengandung unsure hubungan
kemanusiaan yang baik akhlak terhadap sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun
benda mati mencakup belas kasih, suka memelihara, beradab, dan sebagainya,
Akhlak terhadap sesame
makhluk Tuhan mengandung unsur peri kemanusiaan.
Akhlak terhadap diri sendiri
meliputi: memelihara harga diri, berani membela hak, rajin tanggungjawab,
menjauhkan diri dari takabur, sifat-sifat bermuka dua sifat pengecut, dengki,
loba, tamak, lekas putus asa, dan sebagainya.
Akhlak terhadap diri sendiri
mengandung unsure budi pekerti yang luhur, berani mawas diri, dan mampu
menyesuaikan diri.
Pelaksanaan
Sesuai dengan tujuan Gerakan
Pramuka yang mengarahkan anak didik menjadi manusia yang berkepribadian dan
berwatak luhur, dan juga karena falsafah hidup bangsa Indonesia berdasarkan
Pancasila, maka sudahseharusnyalah iman kepada Tuhan dari masing-masing anak
didik itu diperdalama dan diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu bellum
cukup kalau hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada perwujudan
kongkret dalam tingkah lakkku kehidupan anak didik.
Maka, apa yang diimani dari
agama dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam sikap hidupnya
yang nyata dan dapat dirasakan oleh
llingkungannya, karena itu akan terdapat kepicangan apabila Gerakan Pramuka hanya dapat mengemukakan ajaran
tentang takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini, tetapi kurang memberikan bimbingan
dan kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang pertama
ini. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan
metode yang dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan anak
didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara atau metode dapaat
berlainan, tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya manusia
Indonesia yang utuh dan sempurna (Pancasilais).
Segala macam ketentuan
moral/kebaikan yang tersimpan dalamajaran agama (seperti tertera dalam
darma-darma yang berikut)seharusnyalah dikembangkan dalam sikap hidup anak
didik. Darma-darma itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan kongret dari takwanya
kepada Tuhan di samping doa, sembahyang, dan bentuk peribadatan lain.
Sebagai Contoh.
Sikap cinta dan kasih
saying, etia, patuh, adil, jujur, suci,dan lain-lain adalah merupakan
pengejawantahan dan perwujudan dari ketakwaan seseorang kepada Tuhan. Sulit
untuk mengatakan bahwa sebenarnya tidak jujur orang mengarahkan dia itu takwa
kepada Tuhan, tetapi dalamhidupnya dia bertindak dan bersikap membenci, curang,
tidak adil, dan sebagainya terhadap sesamanya.
Maka dari itu, dalam
prakteknya, mengembangan ketakwaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dalam segala
kegiatan kepramukaan mulai dari bermain dampai kepada bekerja sama dan hidup
bersama.
Dalam kegiatan permainan,
kita sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah.
Kalau anak sudah dibiasakan
bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi yang baik,
berwatak luhur dan berkepribadian.
Akhirnya, akan berguna bagi
sesame manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini tiada lain
didasarkan pada takwanya kepada Tuhan.
Menuntun anak untuk
melaksanakan ibadah,
Menyelenggarakan peringatan-peringatan
hari besar agama.
Menghormati orang beragama
lain.
Menyelenggarakan cermah
keagamaan.
Menghormati orang tua.
2. Darma kedua: Cinta alam
dan kasih saying sesama manusia
a. Pengertian
Tuhan Yang Mahaesa telah
menciptakan seluruh alam semesta yang terdiri dari manusia, binatang,
tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam.
Bumi, alam, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan manusia.Karena
itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini dikelola, dimanfaatkan, dan dibangun.
Sebagai makhluk Tuhan yang
lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima inderia
manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-NYa.
Wajar dan pantaslah Pramuka,
secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa,
dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup serta
menjaga kelestariannya.
Kelestarian benda alam,
satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan
tanah, pantai, fauna, dan flora serta
laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang kehidupan
generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi mendatang.
Di samping itu, sebagai
Negara kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang sekaligus
memelihara kelestarian sumber ala mini dengan menanggulangi pencemaran laut,
perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau, serta pengembangan budi daya laut
menduduki tempat yang penting pula.
Yang dimaksud dengan cinta
dan kasih saying apabila manusia dapat ikut merasakan suka dan derita alam
sekitarnya khususnya manusia. Kelompok-kelompok manusia ini merupakan
bangsa-bangsa dari Negara yang terdapat di dunia ini. Bila kita ingindan mau
mengerti dan bergaul dengan bangsa lain maka rasa kasih sayanglah yang dapat mendekatkan
kita dengan siapa pun. Dengan demikian, akan terciptalah perdamaian dan
persahabatan antar manusia maupun antar bangsa.
Khususnya sebagai seorang
Pramuka menganggap Pramuka lainnya baik dan Indonesia maupun dari bangsa lain
sebagai saudaranya kaarena masing-masing mempunyai satya dan darma sebagai
ketntuan moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur sudah sepantasnyalah jika ia berusaha
meninggalkan watak yang dapat menjauhkan ia dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan
memiliki sifat-sifat yang penuh rasa cinta dan kasih saying.
Darma ini adalah tuntunan
untuk mengamalkan sila kedua dari Pancasila
b. Pelaksanaan dalam hidup
sehari-hari.
1) Membawa peserta didik kea
lam bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal berbagai jenis
tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman di rumah
masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda
kecakapan khusus.
2) Begitu pula halnya sikap kita terhadap
binatang, perkenalakan peserta didik dengan sifat masing-masing jenis binatang
untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga memelihara dengan baik binatang yang
mereka meliki.
Kasih saying sesama manusia
tidak lepas dari perwujudan kerendahan diri manusia sebagai makhluk terhadap
keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa wajib dihayati
sepanjang hidup. Di samping itu, perlu
membangun watak utama antara lain, tidak mementingkan diri pribadi, menghargai
orang lain meskipun tidak sebangsa dan seagama. Demikian pula, bersaudara
dengan Pramuka sedunia.
Siapa pun yang kita kenal
dan kita dekaaaaati lambaat-laun akan timbul rasa cinta alam dan kasih saying
sesama manusia. Rasa inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan Alkhalik,
karena tidak terhalang oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang tidak
terpuji, dengan demikian, kita menyadari keagungan Tuhan Yang Mahaesa.
3. Darma Ketiga : Patriot yang sopan dan ksatria
a. Pengertian
Patriot berarti putra tanah
air, sebagai seorang warga Negara Reoublik Indonesia, seorang Pramuka adalah
putra yang baik, berbakti, setia dan siap siaga membela tanah airnya.
Sopan adalah tingkah laku
yang halus dan menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah tamah
dan bersahabat bukan pembenci dan selalu disukai orang lain.
Ksatria adalah orang yang
gagah berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti kepahlawanan, sifat gagah
berani dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung makna keberanian, kejujuran,
dan kepahlawanan.
Seorang Pramuka yang mematuhi
darma ini, bersma-sama dengan warga Negara yang lain mempunyai satu kata hati
dan satu sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung tinggi martabat
bangsanya.
Darma ini adalah tuntunan
untuk mengamalkan Pancasila ketiga.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
Membiasakan dan mendorong
anggota Pramuka untuk:
menghormati dan memahami
serta menghayati lambing Negara, bendera sang Merah Putih dan lagu kebangsaan
Indonesia Raya.
mengenal nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepeerti
kekeluaargaan, gotong-royong, rmah tamah, religious, dan lain-lain.
Mencintai bahasa, seni
budaya, dan sejarah Indonesia.
Mengerti, menghayaati,
mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
Mengenal adapt-istiadat
suku-suku bangsa di Indonesia.
Mengutamakan kepentingan
umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan membela yang lemah
dan yang benar.
Membiasakan diri berani
mengakui kesalah dan membenaarkan yang benar.
Menghormati orng tua, guru
dan pemimpin.
4. Darma keempaat: Patuh dan suka bermusyawarah.
Pengertian
Patuh berarti setia dan
bersedia melakukan sesuaaatu yang sudah disepakati dan ditentukan.
Musyawarah adalah laku utama
seorang democrat yang menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka
bermusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau sendiri. Dalam
setiap gerak dan tindakan yang menyangkut orang lain, seorang lain baik dengan
orang-orang yang terikat dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi.
Darma adalah tuntunan untuk
mengamalkan Pancasila keempat.
Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-hari
Membiasakan diri untuk
menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di gugusdepan dan mematuhui
peraaaaturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan peratur perundang-undangan
yang berlaku.
Misalnya, setia mengikuti
latihan membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan lain-lain.
Belajar mendengar pendapat
orang, menghargai gagasan orang lain.
Membiasakan untuk merumuskan
kesepakatan dengan memperhaaatikan kepentingan orang banyak
Membiasakan diri untuk
bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan berkemah,
widyawisata dan lain-lain.
5. Darma kelima: Rela menolong dan tabah
a. Pengertian
Rela atau ikhlas adalah
perbuatan yang dilakukan tanpa memperhitungkan untung dan rugi (tanpa pamrih).
Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik untuk kepentingan orang lain
yang kurang mampu. Dengan maksud, agar orang yang ditolong itu dapat
menyelesaikan maksudnya atau kemudian mampu merampungkan masalah seta tantangan
yang dihadapi.
Tabah atau ulet adalah suatu
sikap jiwa tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa menjalankan tugasnya
akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu.
Darma ini adalah tuntunan
untuk mengamalkan Pancasila sila kelima.
b. Pelaksanaan dalam Hidup sehari-hari
Membiasakan diri cepat
menolong kecelakaan tanpa diminta
Membantu menyeberang jalan
untuk orang tua, wanita.
Memberi tempat di tempat
umum kepada orang tua dan wanita.
Membiasakan secara bertahap
untuk mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dan
dimasyarakat..
6. Darma keenam : Rajin, terampil, dan gembira
a. Pengertian
Rajin
Manusia dibedakan dengan
makhluk hidup yang lain kaarena ia diciptakan mempunyai akal budi. Dengan
demikian harus mengmbangkan diri dengan membaca, menulis, dan belajar, Dengan
perkataan lain, ia menjalani proses kodrati dalam mendidik diri.
Lebih-lebih lagi,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melejit demikian cepat, maka
menjadi kewajiban kita semua untuk mendorong anak didik (juga orang dewasa)
untuk selalu rajin belajar, selalu berusaha dengan tekun, senantiasa tetap
mengembangkan dirinya, dan selalu tertib melaksanakan tugas.
Terampil
Setiap manusia haarus
beeerupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang
menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat mengerjakan
suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
Gembira
Manusia itu hidup dan
menghidupi dengan mencari jalan bagaimana hidup yang baik. Untuk itu ia harus
bekerja mencari nafkah, dan bersama-sama dengan orang lain ia bekerja sama.
Banyak kesulitan, rintangan,
dan hambatan yang dihadapi. Dan tantangan ini akan diatasi dengan dorongan
motivasi yang kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi ini adalah manusia harus
dapat berfikir cerah, berjiwa tenang, dan seimbang.
Hal ini dapat dicapai bila
manusia selalu mencari hal-hal yang positip dan optimistis.
Sikap ppositip, optimis ini
diperoleh dengan laku yang riang sehingga menimbulkan suasana gembira.
Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan
bahkan rasa keberanian.
Rajin, terampil, dan gembira
perlu selalu diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-haari
1) Rajin
Biasakan membaca buku yang baik.
Biasakan untuk membuaat
karya tulis.
Selenggarakan
diskusi-diskusi untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.
Tentukan jadwal harian yang
tetap untuk belajar.
Belajar selama dua jam
sehari adalah layak.
Atur kegiatan dengan
menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan Pramuka.
Membiasakan untuk menyusun
jadwal kegiatan sehari-hari.
2) Bekerja
Jelaskan bahwa dibalik
kesulitan, kegagalan, dan kekewaan selalu
terdapat hal-hal yang baik dan berguna.
Biasakan bekerja menurut
manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.
Jangan terlula cepat
menegur, mengkertik atau menyalahkan orang lain.
Hargai dan atonjolkan suatu
prestasi kerja.
Berikan beban dan tugas yang
terus berkembang.
Berusaha untuk bekerja
dengan rencana.
Bergembiralah dalam tiap
usaha.
Selesaikan setiap tugas
pekerja, jangan tunda sampai esok hari.
3) Terampil
Pilihlah suatu jenis
kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
Latih terus-menerus.
Jangan cepat puas setelah
selesai mengerjakan sesuatu.
Mintalah tuntunan dari orang
yang lebih berpengalaman.
Jangan menolak tugas
pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara.
Laksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan
yang ada.
7. Darma ketujuh: Hermat,
cermat, dan bersahaja
a. Pengertiam
1) Hemat
Hemat bukan beraaati “kikir”
tetapi lebih terarah kepada dapatnya seorang Pramuka melakukan dan mengunakan
suatu secara tepat menurut kegunaannya.
Secara rohaniah, dapat
berarti suatu usaha memerangi hawa nafsu manusia dari keinginan berlebihan yang
merugikan diri sendiri dan orang lain; (uang, mendisiplinkan diri sendiri).
Menghemat bukan berarti a
social tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi kemungkinan usaha social ke
pihak lain, (luang, tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih menguntungkan.
Secara material, dapat
berarti memanfaaatkan sesua(materi) menurut keperluan sehingga usaha tidak
berguna dapat dibendung sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan ornag lain.
2) Cermat
Cermat lebih berarti “
teliti” sikap lakku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap
dirinya sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga
ia senantiasa waspada.
Hal ini dapat dilakukan
melalui proses berfikir, mengitung, dan mempertimbangkan segala sesuatu, untuk
berbuat. Seorang Pramuka harus cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar
dari kekeliruan dan kesalahan.
Ia harus berusaha untuk
berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
3) Bersahaja
Hal ini lebih berarti,
sederhana kesederhanaan yang wajar dan tidak berlebih-lebihan sehingga dapat
memberi kemungkinan penggambaran jiwa untuk (penampilan diri) dan menimbulkan
kemampuan untuk hidup dengan apa yang didapat secaara halal tanpa merugikan
diri sendiri dan ornag lain. Ia harus dapat menyerasikan antara keinginkan dan
kemampuan, Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu
yang sebenarnya.
b. Pelaksanaan
dalam Hidup Sehari-hari
Menggunakan waktu dengan
tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan dan sebagainya.
Tidak ceroboh.
Bertindak dengan teliti pada
waktu yang tepat agar ia tidak dirusakkan oleh keinginan jahat dari luar.
Sadar akan dirinya sebagai
suatu pribadi.
Berpakaian yang sederhana
tanpa perhiasan yang berlebihan-lebihan
Meneliti sahulu sebellllum
berbuat sesuaatu agar terjadi ketepatan di dalam pelaksanaannya.
Penggunaan listrik (siang
hari dimatikan).
Pengguna air tidak terbuang
percuma.
Memeriksa pekerjaan
sebellllum diserahkan kepada Pembina.
Menggunakan uang jajaan
dengan hemat.
Membiasakan anak belanja
kewarung dan pasar dengan teratur.
Memberi anak tanggung jawab
untuk tugs di rumah dan lain=lain.
Membiasakan untuk menabung
Bekerja berdasarkan manfaat
dan rencana
.
8. Darma kedelapan: Disiplin, berani dan
Setia
a. Pengertian
Disiplin dalam pengertian
yang luas berarti paaaaaatuh dan mengikuti pemimpin dan atau ketentuan dan
peraturan.
Dalam pengertian yang lebih
khusus, disiplin berti mengekang dan mengendalikan diri.
Berani adalah suatu sikap
mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah dan tantangan.
Setia berarti tetap pada
suatu pendirian dan ketentuan.
Dengan demikian, maka
berdisiplin tidak secara membabi buta melaksanakan perintah, ketnetuan dan
peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan,
seseorang harus berani berbuaaaat berdasarkan pertimbangan dan nilai
yang lebih tinggi.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-hari
Berusaha untuk mengendalikan dan mengaaaatur diri (self disiplin).
Mentaati peraaturan.
Menjalani ajaran dari ibadah
agama,
Belajar untuk menilai
kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi).
Patuh dengan pertimbangan
dan keyakinan.
9. Darma kesembilan: Bertanggungjawab dan dapat
dipercaya,
a. Pengertian dan Pelaksanaan dalan Hidup
sehari-hari.
Yang dimaksud dengan
bertanggungjawab ialah:
Pramuka itu bertanggungjawab
atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas perinnntah maupun tidak, terutama
secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa, masyarakat dan
keluarga misalnya :
Segala sesuatu yng
diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab.
Segala sesuatu yang
dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan
dengan penuh rasa tanggungjawab.
Pramuka harus berani
bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar perintah yang
diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau sulit
dilaksanakannya,
Seorang Pramuka tidak akan
mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan suatu alasan yang dicari-cari,
Tujuannya adalah mendidik
dan memasukkan suaaatu tanggungjawab yang besar kepadanya.
Yang dimaksud dengan dapat
dipercaya ialah: Pramuka itu dapat dipercaya, baik perkataannya maupun
perbuatannya.
Misalnya:
Dapat dipercaya itu berarti
juga jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap anak didik dan terhadap
orang lai n terutama yang menyangkut uang, materi dan lain-lain.
Pramuka dapat dipercaya atas
kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang dikatakannya tidaklah
suatu karangan yang dibuat-buat.
Apabila ia ditugaskan untuk
melaksanakan sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia pasti akan
melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
Dalam kehidupan sehari-hari
dimana dan kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya bahwa ia tidak akan berbuat
sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang
mengawasinya.
Selalu menepati waktu yang
sudah ditentukan,
Tujuan adalah mendidik
Pramuka menjadi oarnag yang jujur dan yang dapat dipercaya akan segalati ngkah
lakunya.
10. Darma kesepuluh : Suci
dalam pikiran Perkataan dan peeerbuatan
a. Pengertian
Seorang Pramuka dikatakan
matang jiwanya, bila Pramuka itu dalam setiap tingkah lakunya sudah
mengambarkan laku yang suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Suci dalam pikiran berate
bahwa Pramuka tersebut selalu melihat dan memikirkan sesuatu itu pada segi
baiknya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah
yang tidak baik.
Suci dalam perkataan setiap
apa yang telah dikatakan itu benar, jujur seerta dapat dipercaya dengan tidak
menyinggung perasaan oeng lain.
Suci dalam peerbuatan
sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, maka Pramuka itu harus
sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan Negara, bangsa,
agama dan keluarga.
Dengan selalu melakukan
pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran
menurut siratan jiwa Pramuka sehingga Pramuka itu memukan dirinya sesuai dengan
tujuan Gerakan Pramuka Antaranya: “…. Menjadi manusia yang berkepribadian dan
berwatak luhur, tinggi metal-moral budi pekerati dan kuat keyakinan
beragamanya…”
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-hari
Seorang Pramuka selalu
menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan tidak boleh
mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran
orang lain. Sehingga timbul salaing haarga menghargai sesame manusia dalam
kehidupannya sehari-hari.
Seorang Pramuka akan selalu
berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri aterhadap ucapannya, dan menjauhkan diri dari
perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidak percaayaan orang
lain.
Seorang Pramuka akan menjadi
contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek yang
terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Setiap Pramuka mempunyai
pegangan hidup yaitu agama, jelas di sini bahwa Pramuka itu beragama bukan
hanya dalam pikiran dan perkataan belaka, tetapi keberagamaan Pramuka tercermin
pula dalam perbuatan yang nyata.
Usaha agar Pramuka itu satu
dalam kata dan perbuatannya.
No comments